04 July 2010

Munafik

Hidup itu sulit. Bahkan hidup saya yang datar ini pun bisa dikatakan sulit. Kau tahu, semua orang selalu menginginkan hal yang mereka inginkan dan ingin semuanya sempurna. Padahal sudah dikatakan bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Kau ingin sempurna? Maka jadilah Tuhan. Karena hanya beliaulah yang sempurna. Rasanya aku ingin tertawa mendengar gurauanku sendiri. Kau dengar aku? Jadilah Tuhan kalau kau ingin sempurna. Ha ha ha. Jika kau Tuhan, kau akan sempurna. Bermilyar-milyar orang menyanjung kesempurnaan yang sesungguhnya tidak pernah dimiliki. Lihat Tuhan, Beliau sempurna tapi tidak pernah menyanjung kesempurnaan yang hanya dimilikinya. Ah Tuhan. Saya tidak berani mengomentari beliau sedikit pun. Beliau terlalu sempurna. Saya juga tidak berani membicarakannya. Saya bukan ahli ketuhanan. Sudahlah. 
Seperti yang sudah saya katakan, hidup itu sulit. Dalam hidup, saya diharuskan memilih padahal saya bukan pemilih yang baik. Ya ya saya tau sebelum memilih sesuatu saya wajib memikirkannya masak-masak, tapi apa gunanya jika otak saya ini tidak bisa berpikir jauh ke depan? Tidak, bukan tidak bisa. Bukan bukan, bukannya saya tidak mau memikirkannya. Saya hanya tidak mampu, kau mengerti? Tidak mampu. Banyak hal yang harus dipikirkan dan dipersiapkan tapi waktu tidak diberikan. Itulah alasan mengapa saya bilang tidak mampu.

Hidup saya sulit. Padahal saya tidak tahu menahu perihal hidup. Pengalaman hidup saya tidak banyak. Sangat sangat sedikit. Kalau kau tanya perihal hidup kepada saya, saya tidak bisa berkata banyak. Seperti yang saya katakan, hidup saya datar. Tak ada yang terlalu menarik. Saya bukan ahli urusan hidup atau pun percintaan. Saya bukan ahli apa pun. Kalau kau menganggap saya ini munafik, ya saya akui saya munafik. Tapi taukah kamu dibalik kemunafikan itu tersembunyi sejuta ketidaktahuan perihal hidup? Bukankah sudah saya katakan bahwa saya ini tidak tahu apa-apa tentang hidup?

Kalau kau menganggap saya munafik, lalu kau apa? Asal kau tahu, hanya orang yang benar-benar munafiklah yang menganggap orang lain munafik. Ha ha ha. Berarti kau pun munafik. Sudahlah saya lelah membicarakan perihal hidup dan kemunafikan. Saya munafik. Kau pun munafik. Habis perkara. Itulah hidup yang saya tahu. 


ditulis kembali oleh saya,


-Rivani